Petunjuk Al-Qur’an Tentang Makhluk Berakal di Luar Planet Bumi

Posted by Unknown Sunday, July 8, 2012 0 comments
Al-Qur'an merupakan mu'jizat
terbesar sepanjang masa.
Pertamakali dibukukan di jaman
Khalifah Abu Bakr, lalu
pembukuannya disempurnakan di
jaman Khalifah Umar bin Khathab. Sedangkan di jaman Khalifah
Utsman mulai ditetapkan bentuk
hurufnya serta diperbanyak
sehingga dikenal istilah Rosam
Utsmani. Ilmu tata bahasa al-
Qur'an (nahwu dan sharaf) mulai diperkenalkan di jaman khalifah
Ali bin Abi Thalib. Salah satu keistimewaan al-
Qur'an adalah memungkinkan
penafsirannya yang terus
berkembang dan selalu up to
date. Salah satu contohnya
adalah yang terdapat di dalam surat Ar-Ra'du (13) ayat 15. Dan hanya
kepada Allah-lah sujud
(patuh) "Man" yang ada di
langit dan di Bumi, baik dengan
kemauan sendiri (taat), ataupun
terpaksa, begitupula bayang-
bayangnya (ikut sujud) di pagi dan petang hari (QS 13:15). Ayat
tersebut menjelaskan
adanya "Man" di langit dan di
Bumi. Lalu siapakah yang
dimaksud "Man" di dalam ayat
ini? 1. Di dalam tata bahasa al-
Qur'an (arab) "Man"
menunjukan makhluk yang diberi
akal. Sedangkan makhluk berakal
yang diciptakan Allah swt ada 4,
yaitu: Malaikat, Iblis, Jin, dan Manusia. Oleh sebab itu makhluk-
makhluk lain seperti binatang,
tumbuhan, atau benda mati tidak
bisa disebut "Man" tetapi
disebut "Maa". Jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka "Man"
bermakna "Siapa" dan "Maa"
bermakna "Apa". 2. Ciri-ciri "Man" yang dimaksud
di dalam ayat di atas adalah:
a) Sujud dengan taat kepada
Allah;
b) Sujud dengan terpaksa
kepada Allah; dan c) Memiliki bayang-bayang. Ayat tersebut berbunyi: Walillahi
yasjudu Man fi ssamaawaati wal
ardhi, jika diterjemahkan menjadi:
Dan kepada Allah "Man" di langit
dan di Bumi bersujud/beribadah.
Itu bunyi paraghraf pertama dari ayat tersebut. Paraghraf ini
menjelaskan adanya "Man" di
langit dan di Bumi yang bersujud/
beribadah kepada Allah. Lalu
dilanjutkan dengan kalimat:
Thou'an wa karhan wa dzilaluhum…., jika diterjemahkan
menjadi: Taat, dan terpaksa, dan
bayang-bayang mereka……
Paraghraf ini menjelaskan cirri-
ciri "Man" yang dimaksud pada
paraghraf pertama. Bahwa sujud/ibadahnya si "Man" yang
dimaksud di atas kadang kala
taat, kadang terpaksa, dan
mereka memiliki bayang-bayang. 3. Perlu diketahui lagi bahwa
kata As-samaawaati pada ayat
tersebut berbentuk jamak.
Sehingga menjadi petunjuk
bahwa "Man" yang berada di
luar planet Bumi akan tersebar di banyak planet lain. 3. Jika melihat
ciri-ciri tersebut
diatas maka tidak mungkin yang
dimaksud "Man" di dalam ayat
tersebut adalah Malaikat, karena
Malaikat selalu patuh kepada
Allah, tidak pernah terpaksa, dan tidak memiliki bayang-bayang. 4.
Juga tidak mungkin yang
maksud "Man" di dalam ayat
tersebut adalah Iblis, karena Iblis
tidak pernah taat kepada Allah
serta tidak memiliki bayang-
bayang. 5. Dan tidak mungkin pula yang
dimaksud "Man" di dalam ayat
tersebut adalah Jin. Walaupun
ada Jin yang taat dan terpaksa,
tetapi Jin tidak memiliki bayang-
bayang. 6. Maka yang dimaksud dengan
"Man" pada ayat tersebut
adalah makhluk seperti manusia.
Yaitu mahkluk yang kadang kala
taat, atau terpaksa serta
memiliki bayang-bayang. Oleh sebab itu, ayat tersebut menjadi
petunjuk adanya makhluk
berakal seperti manusia di luar
planet Bumi. Disamping "Man", di luar planet
Bumi pun Allah swt pun
menciptakan "Maa" dari
kelompok binatang melata.
Sebagaimana firman Allah swt di
dalam surat An-Nahl (16) ayat 49. Dan hanya kepada Allah-lah sujud
"Maa" yang melata yang ada
dilangit dan "Maa" yang melata
yang ada di Bumi. Dan para
Malaikat, dan mereka tidak
menyombongkan diri. (QS 16:49). Ayat tersebut menjelaskan
adanya "Maa" dan "Malaikat"
di langit dan di Bumi yang selalu
sujud kepada Allah serta tidak
sombong. Pada ayat ini tidak ada
istilah terpaksa, sebagai bukti bahwa Malaikat dan "Maa"
selalu sujud dengan taat kepada
Allah swt. Mengakhiri pembahasan tentang
makhluk di luar Bumi maka
silahkan simak firman Allah swt di
dalam surat Asy-Syura (42) ayat
29. Dan diantara tanda-tanda
kekuasaan-Nya, ialah
menciptakan langit dan Bumi dan
"Maa" yang melata yang Ia
sebarkan pada keduanya. DAN IA
MAHA KUASA UNTUK MENGUMPULKAN (MEMPERTEMUKAN)
SEMUANYA (MAKHLUK LANGIT DAN
BUMI) APABILA IA BERKEHENDAK (QS
42:29). Ayat tersebut menjadi petunjuk
adanya kemungkinan pertemuan
(interaksi) antara manusia yang
ada di langit dengan manusia
yang ada di Bumi bahkan
kemungkinan saling berjodoh, tentunya jika Allah swt sudah
berkehendak. Wallahu a'lam
bishowab.
Oleh: Bpk. Yudi N. Ihsan
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Petunjuk Al-Qur’an Tentang Makhluk Berakal di Luar Planet Bumi
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://catatansimungil.blogspot.com/2012/07/petunjuk-al-quran-tentang-makhluk.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 comments:

Post a Comment

Translate

Recent Comments

Designed by Berita Update - Belajar SEO dan Blog | Copyright of Catatan Si Mungil.